Kamis, 26 Mei 2011

Karena udah Tarbiyah, harus pinter-pinter Japan*

(*Jaga Pandangan)
 
Sore itu,  akh Adi duduk di halaman Jurusan. Ia menatap langit yang biru berhiaskan awan-awan putih laksana kapas, iring-iringan burung, dan semilir angin turut menambah semarak suasana sore itu. “Subhanaka, ma khalaqta ha dza bathila...,” terucap lirih dari lisannya. Tapi dalam benaknya, ia masih berfikir tentang kejadian tadi siang, saat salah seorang sahabatnya, akhi Budi, tidak lagi menyapanya seperti biasa. Tapi kalau kita tahu bahwa mereka sedang menghadapi konflik, mungkin jadi maklum.


Jumat, 20 Mei 2011

Kiat Sukses untuk Masa-masa Awal Menjadi Karyawan

"Selamat, Anda telah diterima sebagai karyawan. Sekarang, apa yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan pengalaman saat-saat pertama Anda dalam bekerja?..."


Berikut ini adalah tips dari Ust Akhmad Guntar (tapi picturenya kreasi admin/a'ten)....khususnya mereka yg "mengawali hidup sbg sang karyawan," trus bagi yg mahasiswa, belajar juga donk.., kan suatu saat juga bekerja ;), tips2-nya antara lain:

 

Rabu, 18 Mei 2011

Bertarung Menghadapi Kerasnya Kehidupan

"...Saya tidak akan pernah lupa dengan nasehat ini : Jangan pernah berharap hidup ini selalu berjalan penuh kemudahan , tapi berdoalah kepada Allah agar kita menjadi manusia yang kuat menghadapi kerasnya kehidupan." Dalam sepengggal pengalaman berikut ini saya menemukan kebenaran nasehat itu.


Ahad , 10 Februari 2008 saya menemani Mas Fatih putra ketiganya Pak Muntaham ,seorang Pengusaha Bahan Bangunan, mensurvey lokasi bukit kapur ke Sumenep tepatnya di Desa Bulaan ( ? ). Seperti yang nampak dalam foto di samping, bukit kapur yang ada dibelakang saya sudah digali sedemikan dalam oleh warga setempat. Mereka menggali bukit kapur tersebut lalu membuat potongan bukit kapur tersebut menjadi batu bata kapur putih yang biasa dipakai masyrakat madura untuk membangun tembok rumah.

Sungguh kunjungan saya ke lokasi bukit kapur ini menyiratkan banyak pelajaran :



Minggu, 15 Mei 2011

Hadapi Ketidakpastian Anda


Ketidakpastian pada umumnya bukanlah suatu hal yang menyenangkan. Dan pastinya, bagaimanapun kita membutuhkan suatu kepastian yang wajar untuk membuat diri kita beroperasi secara wajar. Ketika Anda semisal adalah karyawan di perusahaan, maka Anda menuntut adanya kepastian bahwa Anda akan digaji atas jerih payah Anda. Ketika Anda membeli makan di warung langganan Anda, Anda berharap adanya kepastian bahwa Anda akan mendapatkan rasa yang nikmat sebagaimana biasa.
 <div>

 Tapi ternyata ada banyak ketidakpastian yang memang rawan mengkhawatirkan kita, misalnya:
  • Apakah anak-anak kita akan jadi orang baik-baik yang mampu membanggakan orang tuanya serta jadi sandaran yang baik di usia senja orangtuanya nanti? Tidak tahu, itu tidak pasti.
  • Apakah segala ikhtiar kita dalam bentuk membangun usaha baru akan berbuah keberhasilan di jangka waktu dekat di masa depan nanti? Tidak tahu, itu tidak pasti.
  • Apakah kondisi bangsa kita akan terus membaik ataukah akan ada gejolak politik dan bahkan resesi dunia yang kembali melibas rupiah di Indonesia? Tidak tahu, itu juga tidak pasti.

Ada sekian banyak ketidakpastian, yang malah bisa kita dalam bentuk kepastian tentang didapatnya kondisi ketidakpastian.
  • Kepastian yang didapat oleh seorang sarjana yang baru lulus adalah peluang untuk terlebih dulu menjadi pengangguran entah sampai berapa lama atau bekerja tidak dengan upah dan kondisi sebagaimana keinginan.
  • Kepastian yang didapat oleh seorang entrepreneur ketika memulai usahanya adalah pendapatan yang tidak tetap dan bahkan mungkin seret, yang ini bisa berlangsung hingga beberapa bulan atau tahun.
Dan tatkala kita berhasil dibuat resah atas ketidakpastian itu, maka di saat itulah laju produktivitas kita jadi terhambat. Maka penting sekali kita berkemampuan untuk menghadapi ketidakpastian ini.
Biasanya, apa yang membuat kita resah adalah apa-apa yang belum terjadi, dan apa yang belum/tidak kita miliki. Dan secara umum, kita akan merasa khawatir manakala kita merasa akan ada keburukan, ketidakberuntungan atau apapun bentuk ketidakbahagiaan yang bakal terjadi di masa depan.Kita juga merasa khawatir manakala merasa ada banyak hal yang tampaknya berada di luar kendali kita.

1. Kunci pertama adalah memfokuskan sumberdaya diri kita pada apa-apa yang masuk dalam rentang kendali dan kuasa kita.
Awaaaas...bolanya di bawah!!!
Bahwa kita tidak bisa mengendalikan segala faktor yang mempengaruhi masa depan kita -kondisi ekonomi regional, siapa yang terpilih sebagai presiden, bencana ekonomi atau alam,dsb- maka janganlah itu jadi perihal yang kita risaukan.Risaukan saja apa yang bisa kita munculkan dan latih dalam diri kita, yang biasanya berwujud kompetensi, pengetahuan dan mentalitas yang membuat kita siap hadapi apa-apa yang ada di depan nanti.Orang-orang yang bersiap biasanya akan membuat perubahan di masa depan nanti menjadi kurang relevan bagi dirinya.
Jangan gunakan ketidakpastian untuk menakut-nakuti diri. Jadikan ketidakpastian sebagai alasan kuat untuk mempersiapkan diri. Dan salah satu cara terbaik untuk mengurangi secara signifikan kadar ketidakpastian di masa depan adalah dengan merancang masa depan kita sendiri dan lalu berikhtiar bersesuaian dengan rencana itu. Maka inilah kunci pertama: dalam menghadapi ketidakpastian, persiapkan diri dengan gunakan segala sumberdaya yang berada dalam rentang kendali kita.

2. Kunci kedua adalah mensyukuri apa-apa yang sudah ada di masa sekarang, dan optimalkan kebaikan darinya. Tak perlu risaukan apa-apa yang tidak kita punyai, karena itu akan melemahkan kita dan membuat kita lupa untuk berbahagia dengan kesyukuran. Jangan lenakan diri kita dengan perandai-andaian tentang apa-apa yang belum kita miliki hingga lupa untuk merasa damai dengan yang sudah ada di hadapan. Hiduplah di masa sekarang, nikmati apa yang ada, dan optimalkan. Tatkala kita betul-betul bisa menghargai apa-apa yang telah Tuhan titipkan saat ini, kita boleh optimis Tuhan akan penuhi janjiNya untuk menambah jumlah dan kualitas titipanNya pada diri kita.

3. Kunci ketiga adalah berfokus pada ikhtiar dan berikhlas pada bagaimana Tuhan berkenan tentukan hasilnya.
Kewajiban kita sesungguhnya bukanlah untuk memastikan diri kita ini berhasil. Tugas kita adalah untuk memastikan bahwa diri ini telah berusaha sekeras mungkin dan telah menunjukkan syarat kepantasan yang membuat Tuhan mengijinkan kita berhasil.
Jika sudah demikian cara pandangnya, maka kegagalan yang secara wajar membuat diri bersedih pun akan bisa dimaknai dengan baik dan membijakkan diri hingga ke depan nanti.

Pernah mendengar istilah “Jangan takut gagal”? Saya memilih untuk tidak bersepakat dengan itu. Bagi saya, ketakutan akan gagal itu lumrah untuk dirasa. Ketakutan ini adalah emosi yang menuntun diri ini untuk tidak meremehkan suatu tantangan dan kondisi dan menjadikan diri lebih berhati-hati dan bersungguh-sungguh dalam ikhtiar yang keras. Hanya dengan melalui itulah kita kemudian boleh berkata pada diri, “Kalau sudah berhati-hati dan keras berikhtiar masih gagal, maka berarti itu ya perihal terbaik yang Tuhan takdirkan bagi saya.”
Maka sesungguhnya yang perlu dilakukan bukanlah untuk menghilangkan rasa takut akan kegagalan, melainkan menumbuhkan kesediaan yang ikhlas dan bernyali tatkala kegagalan sudah ada dihadapan. Dan tak lupa; prasangka yang baik pada Tuhan.
Bahwa ketidakpastian di masa depan itu adalah perihal yang pasti, maka dari sinilah harusnya kita sadar betapa kita sangat membutuhkan Tuhan. Maka.... 


4. kunci keempat, yang sesungguhnya mendasari semuanya: sandarkan diri pada Tuhan atas ketidakpastian yang menjelang dan yang akan datang.
Kekhawatiran berlebihan atas masa depan seolah merupakan wujud ketidakpercayaan kita pada kemurahan Tuhan. Bolehlah seseorang merasa sangat khawatir dengan masa depannya manakala dia memang bermasalah serius dengan Tuhan. Namun manakala kita telah menjaga ketundukan hati padaNya, manakala kita senantiasa berusaha wujudkan takwa pada diriNya, maka sungguh tidaklah pantas kita merasa khawatir akan takdirNya atas diri kita. Bahwa apapun yang terjadi, itu semua pasti ada untuk suatu kebaikan.
Maka dengan pengetahuan bahwa keresahan akan ketidakpastian itu ada dirasa di hati, maka mari kita bermohon pada Dia Yang Memiliki Hati; mengucapkan yang berikut ini dalam do’a kita setiap hari:
Ya Tuhanku, aku berlindung pada diriMu Yang Maha Pemurah dari kegelisahan dan kesedihan hati atas apa-apa yang tidak aku miliki dan yang tidak aku miliki. Aku berlindung pada diriMu Yang Maha Penyayang dari segala kelemahan dan kemalasan dalam mencapai kebaikan dalam kehidupan kami.
Manakala kita sudah bersandar pada Tuhan, maka sungguh pantas kita meyakini yang berikut ini:
Sebagaimanapun besarnya ketidakpastian di masa depan kita nanti atau yang segera menjelang, maka kondisi pastinya adalah bahwa kita pasti akan baik-baik saja, bahwa Tuhan akan menjaga dan mengarahkan kita kepada kebaikan sebagaimana yang kita senantiasa minta.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwKtRYDmExUwTRYi6kfQ8LFml3TRF0vqeMZv6MGYAFyki_beFFZQ0q6PGp8GIx89yBKhVevIbUrWi7TQHWFslgibtcUBPZDZ2z920xHQ-fqfruj4nzVDA7hMU9uiZDaXljxAsTAcTwqLA/s1600/ust+guntar.jpg
[written by: Akhmad Guntar]---  specialist self improvement, analyzer organization, trainer, & public speaker...of course ....seorang "al akh"



(Diposting dengan edit picture: akh ten_inspire'06)

Senin, 09 Mei 2011

Cintanya Sang Guru, Penentu Kualitas Kontribusinya Bagi Bangsa


Pendidikan adalah perihal yang penting bagi bentukan peradaban suatu bangsa. Selama ini kita mempercayakan pendidikan kita kepada -yang semoga dimuliakan Tuhan- para guru-guru kita.Dan menjadi guru itu sendiri tidaklah mudah dengan begitu banyaknya peran yang harus dia jalankan.

Guru adalah seorang komunikator, pendisiplin, penyampai informasi, evaluator, manajer kelas, penasehat, anggota kelompok, pengambil keputusan, suritauladan, dan perwakilan orang tua. Setiap peran membutuhkan keterampilan dan pembiasaan. Tapi yang tak kalah penting adalah mentalitas dan cara pikir yang harus dimiliki, karena itulah yang nantinya akan mengantarkan pada penguasaan kompetensi.

Pengajar yang baik memiliki rasa cinta yang dalam dan kaya. Dia tidak hanya cinta pada siswa, pada anak-anak, pada mata pelajaran yang diajarnya, tapi secara mendasar dia cinta pada apa yang dia sedang dan senantiasa lakukan sebagai guru/pengajar.


Anda ingat cerita tiga tukang bangunan yang sedang mengaduk semen dan menata bata? Ketika ditanya,”Kamu sedang apa?”, maka orang pertama menjawab,”Lha masa ndak bisa liat, aku ini kan ya lagi ngaduk semen ama nata bata.

Orang kedua memberi tanggapan yang berbeda; dia berkata, “Aku sedang membangun masjid”. Rupanya dia bisa melihat gambaran lebih besar dan implikasi dari apa yang saat ini sedang dilakukannya. Adonan semen dan tumpukan bata adalah apa yang dia lihat sekarang. Tapi apa dia pilih untuk lihat adalah akan jadi apa adukan semen dan tumpukan bata di hadapannya saat ini. Dan dia adalah orang yang lebih termotivasi dalam bekerja ketimbang orang pertama.

Lantas bagaimana dengan orang ketiga?
Orang ketiga memberikan tanggapan yang bahkan lebih menarik daripada kedua rekannya. Dia menjawab, “Aku sedang membangun peradaban mulia melalui masyarakat yang kian cinta dan dicintai oleh Tuhan.” Ternyata dia bahkan melihat lebih jauh ketimbang sekedar masjid. Dia melihat apa yang bisa disumbangsihkan oleh sebuah masjid terhadap masyarakat sekitarnya, dan bagaimana itu lantas berdampak pada masyarakat di lingkup lebih besar. Penglihatan dia atas apa yang dia kerjakan, apa-apa yang dia impikan, semua lebih besar ketimbang dirinya sendiri sekarang, ketimbang adonan semen dan tumpukan batu bata di hadapannya sekarang.

Ketiga orang tukang bangunan itu memberikan jawaban yang benar, tapi adalah jawaban ke-3 yang membuat seseorang bakal lebih berjuang dengan damai dan suka hati untuk hasil kerja yang mendatangkan decak kagum dari para malaikat dan manfaat besar bagi ummat.

Sama juga , jika “mengajar siswa di kelas” adalah hasrat tertinggi dari seorang guru/pengajar, maka kualitas pengabdian dia pastilah kalah dengan pengajar yang berhasrat untuk kebesaran siswanya di masa depan dan apa-apa yang siswa itu kemudian bisa sumbangsihkan bagi banyak orang.

Pengajar yang baik menyadari betul amalannya adalah bentuk amal jariyyah (yang pahala & kebaikannya terus mengalir), sehingga dia akan sangat berhati-hati dengan apa yang dia lakukan saat ini. Dia sadar betul bahwa segala yang dia ucap dan lakukan akan jadi referensi sikap & tindak bagi siswa2nya di kemudian hari. Dia sadar betul bahwa secara tabiat memang guru -SMP SMA terutama- sedang menghadapi masa nakal-nakalnya siswa. Bahwa tobatnya siswa, tahu diri dan tahu aturannya siswa, baik tindak tanduknya siswa, semua itu amat bisa jadi tidak dia rasakan di saat dia SMP/SMA, melainkan nanti. Tapi dia tahu, bentukannya itu semua dimulai dari SMP/SMA.
Sehingga dia sang guru tidak terlalu memanjakan sampai pada tingkat permisif akan kesalahan siswa, mengobral nilai dengan mudahnya, tidak memasang ekspektasi yang tinggi, mengajari siswa untuk curang demi ujian mereka, semua agar dirinya disukai dalam jangka pendek. 

Guru yang baik tidak segan bertindak tegas pada siswanya dan secara umum bersikap yang membuat dirinya dibenci oleh siswa.
Dari cintanya pada peran yang dijalaninya dan keyakinan akan dampak dari kiprahnya terhadap segmen kehidupan siswa di masa sekolah, guru yang baik menjadi lebih konsisten dalam mencontohkan perilaku yang baik kepada siswanya.

Semisal saja; pengajar yang baik adalah pengajar yang penuh sikap hormat & menghargai. Mereka berhenti dan mendengarkan baik-baik apa yang diucapkan oleh siswanya. Wajah mereka tak berbohong dalam ketertarikan yang ditampakkannya. Meskipun dia sadar penghargaan yang dia berikan pada siswanya tidak lantas berbalas secara adil, tapi dia sadar betul bahwa dirinya adalah suritauladan, bahwa ketulusan niatnya pastilah dipandang oleh Tuhan dan bagaimanapun bentuknya akan mendapat balasan. Pengajar yang baik merasa damai dengan pilihan sikap penghargaan pada siswa-siswanya.

Karena dia tahu, apa yang terpenting bukanlah dirinya, melainkan pembelajaran dari siswa-siswanya dari apa yang diajarkan, dilihat dan ditiru dari para gurunya.

Di akhir hari sekolah, guru yang baik bukanlah mereka yang bertanya, “Sudahkah aku mengajar?”, melainkan mereka yang bertanya, “Sudahkah siswaku belajar?”. Karena sekolah bukanlah tempat guru mengajar, melainkan tempat siswa untuk belajar (Sulistyanto Soejoso, Daniel Rosyid Ph.D).

Jika Anda ingin mendapat inspirasi di bidang pendidikan dan pengajaran, saya amat menyarankan blog yang baru saja launching ini: wajibbelajar.com


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwKtRYDmExUwTRYi6kfQ8LFml3TRF0vqeMZv6MGYAFyki_beFFZQ0q6PGp8GIx89yBKhVevIbUrWi7TQHWFslgibtcUBPZDZ2z920xHQ-fqfruj4nzVDA7hMU9uiZDaXljxAsTAcTwqLA/s1600/ust+guntar.jpg[written by: Akhmad Guntar]---  specialist self improvement, analyzer organization, trainer, & public speaker...of course ....seorang "al akh"

 

(posted by : akh ten_inspire ikhwah '06)

Minggu, 08 Mei 2011

Tipe Orang yang Harus Dipunya dalam Jaringan Relasi Anda


Berapa teman Anda di facebook; di atas dua ribu? Atau di atas empat ribu barangkali? Lantas itu mengartikan apa? Kuantitas, iya. Tapi mari kita lihat aspek K yang kedua: Kualitas. Apakah jaringan Anda berkualitas? Jangan-jangan lebih dari separuh teman Anda adalah orang-orang yang tidak/belum Anda kenal.


Dalam pertemanan dan pembentukan relasi, amatlah penting bagi kita untuk memiliki kekuatan dan komposisi relasi yang baik. Kekuatan serta kemanfaatan jaringan kita hanya akan sebaik kualitas orang-orang di dalamnya. Lebih dari itu, kebergunaan jaringan akan juga ditentukan oleh keseimbangan komposisi model orang-orang yang ada di sana. Idealnya, Anda akan perlu memiliki pertemanan yang di sana ada orang-orang dengan model sebagai berikut:

1. Role Model atau Panutan

Yakni orang-orang yang terlebih dahulu telah meraih sukses sebagaimana yang Anda juga idamkan. Dari mereka, Anda bisa belajar kesuksesan dan juga kegagalan mereka, Anda belajar kebijaksanaan dan pengalaman mereka. Mereka akan jadi relasi yang sangat berguna mengingat mereka telah terlebih dulu mengalami suka duka dan menjalani terjal dan dalamnya tantangan dalam impian yang Anda juga inginkan. Jika Anda bisa menjadikan mereka sebagai mentor, itu akan sangat baik sekali.



2. Orang Dalam dan Kompeten di Pekerjaannya

Ini adalah siapapun yang berada di internal perusahaan, asosiasi, atau komunitas apapun yang Anda punya kepentingan di sana. Dari mereka, Anda bisa dapatkan ‘gosip-gosip’ terbaru (yg legal tentunya). Semisal saja, dengan berteman dengan orang internal dari perusahaan penyedia layanan selular, Anda bisa dapatkan info terkait teknologi perangkat mobile, peluang kompetisi publik yang akan diadakan sebelum dia dipublikasikan, dan sebagainya. Dari mereka, Anda juga akan bisa dapatkan banyak pencerahan dalam bentuk perspektif yang tajam sesuai pekerjaan mereka dan masukan untuk gagasan-gagasan Anda.


3. Sang Pembawa Kabar

Mereka adalah orang-orang yang selalu lebih dahulu tahu dan juga lebih banyak tahu perihal topik dan apapun yang sedang ngetrend saat ini. Pastinya, dari mereka Anda bisa dapatkan banyak masukan terkait topik yang Anda suka, dan juga bisa minimal banyak wawasan yang membuat Anda tak ketinggalan jaman dan bisa tampak cerdas dalam pergaulan di topik tertentu. Sang pembawa kabar tak jarang juga banyak tahu tentang bagaimana kabar orang-orang yang dia kenal dan juga orang-orang penting dan terkenal.

4. Sang Penghubung

Ini adalah orang-orang yang memiliki akses pada sumber daya, orang-orang, dan informasi. Sang penghubung tentunya adalah orang yang sangat tepat untuk membantu Anda mewujudkan rencana dan gagasan Anda, karena mereka bisa membantu Anda terhubung dengan orang-orang yang tepat, serta mendapatkan peluang-peluang baik dari segala jaringan yang mereka punya.

5. Sang Rekanan

Anda butuh miliki relasi dari kalangan mereka yang berada dalam pekerjaan atau profesi yang sama atau mirip dengan Anda. Sudah pasti, dengan mereka Anda bisa saling berbagi sumber daya, kesempatan, dan informasi. Apakah Anda berkenan menjalin hubungan sebagai partner sinergis ataupun rival sehat p
Berapa teman Anda di facebook; di atas dua ribu? Atau di atas empat ribu barangkali? Lantas itu mengartikan apa? Kuantitas, iya. Tapi mari kita lihat aspek K yang kedua: Kualitas. Apakah jaringan Anda berkualitas? Jangan-jangan lebih dari separuh teman Anda adalah orang-orang yang tidak/belum Anda kenal.

 

6. Sang Murid

Salah satu penanda bahwa kita punya kepahaman dan kepakaran adalah dengan melihat kemampuan kita dalam berbagi. Akan baik sekali manakala Anda memiliki orang-orang yang dengan mereka Anda bisa berbagi pengalaman dan pembelajaran. Tak perlu ada akad resmi sebagai mentor atau guru, dalam bentuk apapun kita bisa berbagi. Tidak hanya itu, seringkali orang-orang yang belajar dari Anda ini bisa membuat kita lebih termotivasi dalam produktif dan berkarya, sekedar dengan adanya perasaan bahwa ada orang-orang yang memperhatikan gerak gerik dan performa kita.
Nah, sudahkah Anda memiliki relasi dengan komposisi tipe semacam di atas? Untuk jaringan yang sudah dipunya, Anda bisa mulai golongkan mereka dalam model ini



[written by: Akhmad Guntar]---  specialist self improvement, analyzer organization, trainer, & public speaker...of course ....seorang "al akh"
(posting by: akh ten_inspire '06)

Rabu, 04 Mei 2011

Ma'rifah Tarbiyatul Aulad (Mengenal Pendidikan Anak) ---sebuah "reminder" singkat---



Bagi seorang muslim, keturunan yang Allah karuniakan kepadanya merupakan amanat yang harus ditunaikan. Begitu banyak tugas dan tanggung jawab yang Allah limpahkan kepada orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Yang patut disayangkan bahwa tidak sedikit orang tua yang tidak mengerti tugas dan tanggung jawab itu. Hal itu menyebabkan lahirnya generasi baru yang menjadi budak dunia. Padahal anak yang shalih merupakan investasi seorang mukmin di hari kiamat kelak. Tak pelak, proses pembentukan generasi muda merupakan sebuah kebutuhan yang mutlak dan mendesak. Yang perlu diingat bahwa lahirnya anak shalih merupakan sebuah proses pendidikan yang mahal. Orang tua harus memiliki ilmu tarbiyah yang benar dan harus sesuai tuntunan Allah dan RasulNya.
Sungguh, "Tarbiyatul Aulad" merupakan persoalan yang sangat penting, padanyalah kemaslahatan masa depan umat dan masyarakat bergantung. Oleh sebab itu, kita temukan dalam al-Quran kisah-kisah tarbawiy yang sarat manfaat. Itulah yang ditanamkan Rasulullah ke dalam jiwa para sahabat sejak awal, yaitu aqidah tauhid.
(taujih akh sony kisyono: STT Telkom)
Ikhwah mari siapkan diri menjadi pendidik "sesungguhnya", sang penanam nilai tauhid. Karena tanggung jawab itu sudah akan kita emban...insyaAllah.
[akh ten_inspire4kim_ikhwah '06]

Selasa, 03 Mei 2011

GHUROBA...!!! (Kami Orang-Orang Terasing)


غُرَبَاءُ
_____

غُرَبَاءُ ولغير الله لا نحمى الجباه

غُرَبَاءُ وارتَضيناها شعارًا للحياة

إن تسل عنا فإنا لاَ نُبَا لِى بطغاة

نَحْنُ جُنْدُ الله دَوْمًا دَرْبُنَا دَرْبَ الأَبَاة

لا نبا لى بالقيود بل سَنَمْضِى لِلْخُلُود

فلنجاهد ونناضل ونقاتل من جديد

غُرَبَاءُ هكذا الأحرار فى دنيا العبيد

كمر تذاكرنا زمانًا يوم كنا سعداء

بكتا بالله نتلوه صباحا ومساء
_______________________________

ORANG-ORANG TERASING
Kami orang-orang terasing yang takkan tunduk sujud kepada selain Allah dan
Kami rela dengan hal itu karena merupakan syi’ar hidup
Bila engkau tanya tentang kami maka
Kami adalah orang yang tidak peduli dengan thaghut,
Kami adalah tentara Allah dan jalan kami adalah pantang menyerah
Kami tak peduli dengan tali yang melilit bahkan kami kan selalu melangkah maju berjihad,
Berperang dan mengobarkan bara peperangan
Beginilah kami menjadi orang-orang merdeka didalam alam perbudakan
Sering kami mengingat-ingat masa lalu di saat kami berbahagia
Bersama kitab Allah yang selalu kami baca pada pagi dan petang.


[inspire nasyid: akh ten]
silakan download versi aslinya di:

Senin, 02 Mei 2011

“Jadilah JANTUNG ya Ikhwah”


                Suatu hari ada ikhwah yg nyletuk, “nek wes lulus, wis ora pusing mikiri (ADK) maneh, emang kalo dah lulus iso ngewangi opo, kan marhalahe wis ganti…hehehe….”  Kawan, mari kita tatap dalam-dalam hati kita. Adakah kata-kata serupa pernah terlontar dari sanubari kita…?

Bila mungkin pernah terbesit dalam benak kita, maka segeralah ingat janjiNYA:
“…dan Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"  (Fushilat 41:33)”

Jangan sampai kita terlempar dan termasuk di antara mereka yang dihinakanNYA:
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (Jaatsiyah 45:23)

Maukah kita termasuk mereka yang dipalingkanNya…?

TIDAK….!!!

Pasti itulah teriakan nurani kita… INGATLAH ikhwah, sampai kapanpun, kita mesti seperti JANTUNG, tak perlu menampakkan dirinya (karena justru gawat kalau jantung nongol keluar ^_^ …), tapi sangat kontributif tuk dakwah.

Awali dengan membangun:
1.       Syakhsiyah Islamiyah dalam diri kita..
2.       kokohkan Pribadi Da’I kita
3.       lalu benahi sanak kerabat dan org2 terdekat yang masih tersekat dengan Dakwah ,
4.       hingga UMMAT………………………………..
Ya Ikhwah, antumuRuhul Jadiid fii Jasadi Ummat… 

…kita adalah generasi Ghurobah yang akan selalu bertempur melawan siapapun yang menentang Allah dan RasulNya… termasuk diri sendiri bila terbelenggu nafsu… hingga bermuwajahah dengan Yang Maha Indah dalam keadaan kita yang paling indah….

[jaga kelembutan ruh, ketajaman fikr, dan keperkasaan jasad]
Menuju Unesa 1?Harapan Itu selalu ada

(akh ten_formusa'06)

Minggu, 01 Mei 2011

KulTwit @SalimAfillah: Lembutkan Hatimu...

من صفت نفسه بالتقوى، وطهر فكره بالإيمان، وصقلت أخلاقه بالخير نال حب الله وحب الناس.

Siapa yang cerah jiwanya oleh taqwa, jernih hatinya sebab iman, jelita akhlaqnya dengan kebajikan; niscaya dicinta Allah & para insan. (Aidh al-Qarni)

كل ما أصابك فأجره على الله من الهم والغم والحزن والجوع والفقر والمرض والدين والمصائب

Tiap yang menimpamu, Allah menanggung pahalanya; cekam gelisah, nestapa, sedih, lapar, kefakiran, penyakit, hutang, & musibah.
(Aidh al-Qarni)

أحسن شيء كلام صحيح،من لسان فصيح،في وجه صبيح كلام دقيق،يستخرج من بحر عميق،على لسان رجل رفيق

Sebaik hal: ucapan sahih dari lisan fasih di wajah jernih; perkataan menghanyut, dari dalamnya laut, di lisan lelaki lembut. (Yahya bin Mu'adz ar-Razy)

استمتع بالنظر إلى الصباح عند طلوعه فإن له جمالاً وجلالاً شراقاً يفتح لك الأمل والتفاؤل

Nikmatilah pemandangan pagi kala terbitnya. Sungguh padanya ada kejelitaan & keagungan, yang membuka bagimu imaji & optimisme. (Aidh al-Qarni)

من أعظم ما ينبغي أن يعالج في قلوب فئة ليست قليلة من المسلمين اليوم، هذا الشعور بالوهن والعجز، وقلة الحيلة

Termasuk hal terbesar yang harus diterapi di hati banyak muslimin hari ini; cinta dunia-takut mati, lemah & rasa tak daya. (Salman al-Audah)

ينبغي لمن تظاهرت عليه نعم الله أن يقيدها بالشكر، ويحفظها بالطاعة، ويرعاها بالتواضع لتدوم

Seyogia bagi yang dilimpahi kurnia; ikatlah dengan syukur, jagalah dengan taat, rawatlah dengan kerendahan hati. Agar lestari. (Aidh al-Qarni)

اللهم من أحبني فيك فأحبه واجمعني به في الجنان وأظلنا يوم القيامة بظلالك واغفر لنا أجمعين وارحمنا برحمتك يا رحمن يا رحيم

Ya Allah, cintailah pencintaku, kumpulkan kami di surgaMu, teduhi kami dengan naungMu, ampuni dosa kami, Ya Arhamar Rahimin. (Nabil Al-Awadhy)

سبحان من جعل الذل له عزة، والافتقار إليه غنى، ومسألته شرفاً، والخضوع له رفعةً، والتوكل عليه كفايةً

SubhanaLlah; berhina padaNya jadi mulia, berfaqir padaNya jadi kaya, tunduk padaNya jadi luhur, tawakkal padaNya jadi cukup. (Aidh al-Qarni)

أطيب ما في الدنيا محبة الله، وأحسن ما في الجنة رؤية الله، وأنفع الكتب كتاب الله، وأبر الخلق رسول الله صلى الله عليه وسلم

Hal t'cantik d dunia; mencinta Allah. Hal t'indah d surga; menatap Allah. Buku t'agung; Kitab Allah. Insan t'baik; Rasul Allah. (Aidh al-Qarni)


*)dikutip dari http://twitter.com/salimafillah

Launcing Blog Ikhwah Kimia

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,..
Ikhwatifillah, inspire_forkim '06 (formusa kimia) adalah sarana sharing/ diskusi, informasi, & pengetahuan/ tsaqofy, khususnya bagi ikhwah kimia. Wahana ini difasilitasi bersama oleh ikhwah '06, bila Antum (Anda) punya ide dan saran yang membangun, kami siap menerima.

Semoga ini menjadi sillaturrahim dan berbagi nasihat yang penuh keberkahan.

Jazzakumullah ahsanal jaza atas kunjungan antum.

founder & director


[akh ten_inspire ikhwah'06]